Hamster adalah binatang kecil lucu berekor pendek yang menyerupai tupai dengan kantong pipi yang dapat memuat makanan. Dengan tingkah lakunya yang lucu membuat hamster menjadi binatang peliharaan yang menghibur. Obaja Nolvic H. Sekeon
Hamster, a short-tailed, burrowing rodent, Cricetus frumentarius or cricetus, with large cheek pouches, inhabiting parts of Europe and Asia, any of various other rodents of the same genus and allied genera. The Lexicon Webster Dictionary

Thursday, May 5, 2011

SEJARAH HAMSTER SIRIAN

Data berikut telah dikumpulkan bertahun-tahun selama masa penelitian saya, bukan hanya untuk hamster tapi untuk semua binatang-binatang pengerat. Saya berharap Anda menemukan sesuatu yang menarik.

Diskripsi awal yang diketahui mengenai Golden Hamster, sebutan yang nantinya diberikan untuk Hamster Sirian, dipublikasikan pada tahun 1797 (ya jujur saja, itu sudah sangat lama) di dalam buku “The Natural History Of Aleppo” oleh Alexander Russel, dengan catatan-catatan tambahan yang di tulis oleh adiknya Patrick.

Jadi saya pikir penting kita mengetahui sedikit tentang Alexander. Alexander adalah seorang dokter yang bekerja di Aleppo, wilayah sekitar Siria dari tahun 1740-1750, jadi sangat jelas kalau Alexander adalah merupakan salah satu orang yang ahli dalam memantau wilayah tempat tinggalnya pada saat dia bekerja di Aleppo.

Selama sepuluh tahun ini, Alexander mencatat dan menyimpan secara menditel data-data mengenai fauna, flora, iklim dan budaya daerah setempat. Alexander bahkan membuat catatan-catatan pada setiap daerah dan orang-orang yang tinggal di Aleppo secara seksama, dan menerbitkan edisi pertama buku “The Natural History Of Aleppo” pada tahun 1756. Adiknya, Patrick Russel tinggal di Aleppo pada tahun 1750-1781 dan menerbitkan edisi kedua setelah meninggalnya Alexander. Saya tidak tahu secara pasti mengapa dan kapan Alexander meninggal.

Pada edisi pertama hamster tidak pernah di sebut-sebut. Namun pada edisi kedua hamster baru di singgung. Jadi sepertinya Patrick yang menemukan spesies ini, tapi itu belum pasti juga apakah Patrick yang menemukan spesies ini, bisa juga Patrick menemukan kertas-kertas catatan yang tidak di publikasikan setelah meninggalnya Alexander dan yang akhirnya memutuskan untuk memperbarui isinya.

Bagian dari buku tersebut yang menyebutkan tentang hamster berbunyi demikian, “...hamster tidak mirip dengan Tikus Ladang. Saya pernah membedah salah satu hamster, kantong yang ada di kedua sisi pipi penuh dengan biji-bijian French Bean, tersusun dengan lebar kantong pipi dan saling menumpuk, itu merupakan sesuatu yang mengeherankan dilihat dari mekanisme penunjangnya, dimana selaput kantongnya, walaupun berotot, selaput kantong itu tipis dan bahkan jari yang lihai saja tidak dapat menyusun biji-bijian itu dengan teratur. Dan pada saat biji-bijian itu dihempas di meja, biji-bijian itu terkumpul menjadi tiga kali lebih besar dari tubuh binatang itu...”

Namun bagi saya yang paling mengherankan bahwa Russel (Alexander dan Patrick) tidak pernah menyatakan bahwa mereka menemukan spesies baru, mungkin karena beranggapan (yang sepertinya anggapan yang keliru) kalau Hamster Sirian merupakan spesies yang sama dengan Hamster Eropa. Karena pada saat itu spesies ini belum diberi nama, bahkan setelah Russel pun spesies ini tidak diberi nama.

Namun akhirnya pada tahun 1839, George Robert Waterhouse memberikan nama untuk  spesies ini dengan nama Hamster Sirian atau Golden Hamster dan memperkenalkannya sebagai spesies yang baru.

Pada saat itu George Robert Waterhouse berusia 29 tahun, seorang Kurator (Kepala Musium) dari London Zoological Society. Waterhouse memperkenalkan spesies “baru” ini di pertemuan Lembaga Masyarakat pada tanggal 9 April 1839. Pameran spesies baru ini diperkenalkan dengan memamerkan spesies betina yang sudah agak tua, spesimen ini di dapat dari Aleppo, Siria.

-Anehkan kalau Aleppo selalu di sebut-sebut di dalam sejarah penemuan spesies ini?

Diskripsi Waterhouse dipublikasikan kepada masyarakat pada tahun 1840 dengan pernyataan sebagai berikut: “...spesies ini sedikit kemiripannya dengan hamster biasanya (Cricetus vulgaris) (-tolong di ingat kalau Cricetus Vulgaris telah dirubah menjadi Cricetus cricetus) dengan warna kuning tua emasnya yang mengagumkan. Bulunya cukup panjang dan sangat lembut dan mempunyai permukaan yang halus seperti sutera, warna kuning tuanya terus memanjang sampai pada bagian atas kepala, badan dan juga pada bagian luar tungkai (lengan). Di ujung rambut-rambut belakang badan berwarna kecoklatan yang menyebabkan warna agak gelap dibandingkan dengan sisi-sisi badan. Bulu di dekat tenggorakan dan bagian atas badan berwarna kuning yang agak memudar. Di bagian belakang dan samping badan semua rambut berwarna keabu-abuan tua atau memacu kepada warna dasar. Kaki dan ekor berwarna putih. Ukuran kuping biasa, dengan di sertai bulu-bulu putih halus di bagian luar. Kumis meliputi campuran hitam dan putih...”

Tidak diketahui siapa yang mendonorkan spesies ini kepada Waterhouse. Tapi diketahui bahwa hamster betina yang sudah tua ini dan mungkin juga dalam kondisi kesehatan yang tidak baik pada saat di tangkap menjadi “jenis” spesimen dari spesies Cricetus auratus, Waterhouse (dan nama penggolongannya menjadi Mesocricetus setelah di modifikasi).

Saya menemukan hamster betina tua itu, dan hamster itu masih ada di Natural History Museum London. Dia sedang kelihatan sedih tapi tetap terlihat menarik. Hamster itu diberi nama: Item BM (NH) 1855.12.24.120. Bukan nama yang bagus untuk diberikan kepada seekor hamster betina tua yang mengesankan.

-Jadi sekarang, jika anda mengetahui cerita lama sebagai sesuatu yang di yakini benar, dan hanya mengetahui sedikit tentang Golden Hamster yang hampir 100 tahun, itu SALAH.

Faktanya pada tahun 1880, seorang pensiunan konsul Inggris di Siria yang bernama James Skeene, kembali ke negara asalnya Inggris dengan membawa beberapa hamster Sirian, tapi tidak diketahui berapa jumlahnya. Tidak ada referensi sama sekali mengenai hamster-hamster itu. Namun hamster-hamster itu berkembang biak setidaknya sampai pada tahun 1910 ketika hamster terakhir akhirnya mati atau dimusnahkan. (Mungkin dikarenakan juga oleh meninggalnya James Skeene?).

Tidak ada informasi tentang hamster Sirian sampai pada tahun 1920-an dan pada sekisaran tahun itu, Saul Alder seorang Parasitologis (Ilmu yang mempelajari mengenai parasit) dari Hebrew University di Yerusalem, sedang mengadakan penelitian mengenai penyakit umum Leishmaniasis, dengan menggunakan Hamster Cina sebagai model yang cocok untuk penelitiannya. Namun Alder tidak bisa mengembang-biakan hamster-hamster Cina itu, dan yang akhirnya membuat Alder tidak dapat mengandalkan hamster-hamster kiriman tersebut. Jadi Alder membutuhkan hamster yang dari Timur Tengah untuk melanjutkan penelitiannya. Alder mengetahui bahwa ada hamster Sirian dari diskripsi yang dia baca, dan itu adalah diskripsi dari Waterhouse, tapi dari beberapa sumber (saya pikir saya setuju dengan yang ini) mengatakan bahwa Alder sebenarnya tertarik dengan hamster Grey atau Migratori (Cricetulus Migratory) yang dulu dan sekarang juga masih tersebar di Asia Kecil. Apapun itu yang dia cari, Alder meminta bantuan temannya dari Departemen Zoologi untuk membantunya mencarikan hamster-hamster lokal.

-Jadi alasan mengapa kita sekarang dapat memelihara hamster Sirian, dikarenakan hamster Cina tidak dapat melakukan hubungan seks di dalam laboratorium... maaf... kembali ke pokok cerita...

Zoologis itu bernama Israel Aharoni, dan mempunyai karakter yang bersemangat. Aharoni lahir di Widzi, perbatasan Rusia dan Polandia, dan sekolah di Prague. Aharoni dikenal sebagai Zoologis Yahudi pertama karena Aharoni-lah orang pertama yang menyelidiki dan sekalian memberikan nama-nama Yahudi kepada binatang-binatang di Tanah Suci. Pada saat Aharoni melakukan ekspedisi ke Yerusalem, Aharoni masih berusia muda dan wilayah Yerusalem masih di dalam kekuasaan Turki dengan peraturan yang ketat. Aharoni seorang Yahudi di wilayah mayoritas Muslim membuatnya harus berpergian dengan bebas di bawah perlindungan Sultan Turki, dan Aharoni meneriman perlindungan ini karena Aharoni bertugas mencarikan spesimen-spesimen kupu-kupu untuk koleksi Sultan.

Pada perjalanan misi mengumpulkan koleksi untuk Sultan inilah, Aharoni mengumpulkan setiap binatang yang ia temukan, dan Aharoni selalu di dampingi oleh pemandu setempat. Semua jenis spesimen diberi inisial di lapangan dan yang kemudian semuanya itu dikirim ke Berlin. Spesimen yang dikumpulakan Aharoni semuanya masih dapat dipelajari sampai sekarang jika Anda berkunjung ke Hebrew University di Yerusalem bagian Halaman Tertutup Rusia (Rusian Compound). Itulah ekspedisi Aharoni pada tahun 1930 sesuai dengan permintaan Saul Alder yang meminta Aharoni untuk mencarikannya hamster.

Semua hasil temuan di publikasikan di dalam buku riwayat hidup Aharoni pada tahun 1942. Walaupun masih ada pertanyaan apakah Saul Alder mengetahui atau tidak tentang hamster Sirian, namun yang pasti Aharoni tahu benar bahwa hamster jenis Sirian inilah yang Alder inginkan.

Karena nyatanya, pada saat Aharoni tiba di daerah sekitar Aleppo, ia memerintahkan kepada pemandu lokalnya, seorang Siria yang bernama Georgius Khalil Tah’an untuk pergi ke beberapa perkebunan dan bertanya kepada Sheik El-Beled informasi mengenai lokasi hamster di wilayahnya. Saya pikir pasti dengan menanyakan wilayah yang hasil panennya hancur.

Pada tanggal 12 April 1930, Sheik mengadakan pertemuan dengan penduduk desa setempat dan memerintahkan untuk menangkap hamster-hamster Sirian ini di ladang tempat para hamster bersarang. Sheik juga menyediakan pekerja upahan untuk menggali di beberapa daerah dan menghancurkan beberapa ladang gandum terbaik. Akhirnya dengan kerja keras, beberapa jam kemudian mereka berhasil menangkap induk betina dengan 11 ekor bayinya di dalam sarang yang kedalamannya 8 kaki dari permukaan tanah.

Karena berpikir sang induk akan menjaga bayi-bayinya dan memberi mereka makan dengan tanpa kendala, induk dan bayi-bayinya itu di letakkan di dalam kotak peti. Apa yang terjadi selanjutnya, saya pikir penting untuk mengutip langsung dari perkataan Aharoni, “...aku melihat induk hamster itu sedang berbeban hati sambil memakan dengan mengerikan kepala bayinya yang paling dekat dengannya (ukuran bayi-bayi itu kira-kira 2.5cm), secara alami sang induk akan membunuh anaknya yang dia sayang, ‘ini lebih baik bayi-ku mati daripada dijadikan objek percobaan dari sekelompok manusia yang tidak tahu diri!’”

Ketika Georgius melihat tindakan yang buas ini, dia cepat-cepat memindahkan induk hamster (karena induk hamster itu pasti akan membunuh semua bayi-bayi-nya) dan meletakkan induk hamster itu di dalam botol yang berisi Sianida untuk dibunuh. Jadi oleh karena peristiwa ini, hamster betina liar pertama yang di tangkap hidup adalah hamster yang anti pembedahan hidup-hidup, namun tidak menyadari bahwa keturunannya akan menjadi sangat berarti bagi banyak orang, dan akhirnya induk hamster itu mati.

Jadi Aharoni hanya tertinggal 10 bayi. Tidak ada data atau catatan yang akurat tepatnya umur bayi-bayi hamster itu, namun diketahui bahwa mata bayi-bayi itu masih tertutup pada saat ditangkap.

Aharoni dan istrinya berhasil menjadi orang tua angkat sehingga bayi-bayi itu bisa bertahan hidup. Sempat anak-anak hamster itu melarikan diri namun 9 ekor bisa ditangkap kembali dan yang kemudian hamster-hamster itu diberikan kepada Hein Ben-Menachen, Pendiri dan Kepala dari Hebrew University Animal Facilities di Mount Scopas.

Ben-Menachen meletakkan hamster-hamster itu di dalam kandang yang alasnya terbuat dari kayu. Pagi harinya didapati lima hamster telah melarikan diri karena menggerogoti alas kandang. Ben-Menachen menjadi sangat kesal (karena menganggap sepele saya pikir) terutama karena Aharoni menjelaskan kalau sangat sulit untuk menangakap binatang-binatang ini. Lima hamster yang kabur itu tidak ada yang dilaporkan hidup. Menurut keterangan Aharoni, empat hamster yang masih ada itu terdiri dari 3 jantan dan 1 betina. Namun keterangan itu kontradiksi dengan pernyataan Saul Alder pada tahun 1948, yang mengindikasikan 1 jantan dan 3 betina yang selamat karena tidak melarikan diri, dan yang kemudian satu betina di bunuh oleh yang jantan.

Aharoni agak ragu kalau sisa hamster-hamster yang masih ada akan berkembang-biak, tapi Hein Ben-Menachen mempunyai ide lain. Ben-Menachen meletakkan banyak jerami di dalam kandang kawat yang besar, sehingga jarak antara jerami dan atas kandang hanya selebar 5cm, lalu ia meletakkan hamster betina di dalam kandang. Menjelang malam, hamster betina itu mulai membuat liang di dalam rumput-rumput kering itu. Beberapa hari kemudian yang jantan di letakkan di dalam kandang dan langsung mengejar yang betina, dan yang selanjutnya jantan dan betina saling bertemu. Setelah letih berlari-larian, yang jantan sepertinya agak terangsang. Posisi hamster jantan dan betina itu di dalam liang sangat menguntungkan untuk melakukan perkawinan dari pada saling berkelahi, dan benar juga akhirnya hamster jantan dan betina itu kawin.

Koloni hamster pertama berkembang biak dengan sangat subur dan semuanya terhitung 150 ekor pada tahun pertama. Walaupun lagi, dari beberapa sumber memberikan keterangan yang berbeda-beda, termasuk salah satunya yang mengatakan dengan aneh bahwa koloni hamster yang pertama pada tahun pertama berjumlah 365 ekor.

Pembiakan hamster laboratorium pertama diberikan kepada Alder, yang kemudian mempublikasikan penelitiannya dengan menggunakan hamster Sirian untuk pertama kalinya. Menyadari kelemahan dari koloni yang tunggal, Alder membagikan beberapa hamsternya ke berbagai laboratorium untuk dikembang-biakkan.

Hamster Sirian tiba di Inggris pada tahun 1931, dan supaya bisa masuk ke dalam negara Inggris, hamster-hamster itu diseludupkan di dalam kantong-kantong mantelnya Alder. Mengapa bisa demikian? Saya juga benar-benar tidak tahu. Hamster-hamster itu diberikan kepada E. Hindle dari Zoological Society di London.

Walaupun tidak pernah disebutkan oleh Aharoni di dalam catatan-catatannya, Aharoni juga menangkap beberapa hamster Sirian lagi selain dari induk hamster dan bayi-bayinya itu. Aharoni menangkap sebagai contoh tiga hamster Sirian betina dewasa pada tanggal 27 dan 29 April 1930, dan sebagai penghargaan untuk Aharoni, hamster-hamster Sirian itu di masukan ke dalam koleksi Musium Berlin dan masih dapat dilihat sampai sekarang.

Diyakini hamster Sirian di import pertama kali ke Amerika Serikat pada musim panas tahun 1938, walupun jumlah sebenarnya yang di import masih membingungkan, sama membingungkannya dengan jumlah yang di import ke daratan Eropa.

Catatan penangkapan hamster Sirian di alam liar selanjutnya yang bisa saya selidiki adalah di bulan Mei dan Juni tahun 1971, ketika seorang berkebangsaan Amerika yang bernama Michael R. Murphy menangkap 13 hamster lagi di Aleppo. 12 hamster (4 jantan dan 8 betina) dibawa masuk ke Amerika. Murphy mencatat bahwa setelah tiga hari penanganan, hamster-hamster itu menjadi jinak dan ramah. Dan setelah empat minggu di dalam penangkaran, semua hamster itu saling mengawini dan semua delapan hamster betina itu melahirkan bayi-bayi. Rata-rata bayi yang dilahirkan berjumlah 11 ekor dan semua bayi-bayi yang dilahirkan dibesarkan untuk kemudian di sapih. Saya ingin melacak keturunan dari koloni hamster-hamster ini yang berada di Amerika, namun saya jauh dari Amerika sehingga saya tidak dapat melakukan pelacakan tapi kalau ada orang yang mau membantu, saya akan sangat berterima kasih.

Pada tahun 1978, Bill Ducan dari SW Medical School Dallas di Texas, Amerika Serikat melakukan penangkapan di wilayah yang sama dan kembali ke Amerika dengan membawa dua hamster Sirian betina. Dan lagi tidak ada kabar selanjutnya dari kedua hamster itu.

Pada tahun 1980, petugas dari Pengendali Binatang Pengerat yang bertugas di Tengah Ladang (Field Centre) untuk Pusat Penelitian Internasional Bidang Pertanian di Wilayah yang Kering (Dry Land) menangkap dua hamster Sirian, namun sayangnya kedua hamster itu telah memakan umpan racun tikus yang sedang diletakan di daerah itu untuk pengujian dan yang kemudian dua hamster itu langsung mati.

Pada bulan November 1982, petugas yang sama kembali menangkap sepasang hamster Sirian (jantan dan betina) di wilayah yang sama, namun disayangkan yang jantan mati dalam periode yang cepat walaupun yang betina bisa sampai di Inggris dengan selamat untuk di karantina. Tidak diadakan pengembang-biakan dari hamster betina itu.

Namun setelah hamster betina itu dikarantina selama 6 bulan, dengan bantuan dari Zoological Society di London dan Clinton Keeling, saya diminta apakah saya mau mengembang-biakan hamster betina itu.

Hamster betina itu tiba di rumah saya pada tahun 1983. Hamster itu sangat jinak walaupun jarang di pegang. Hamster itu seharian bangun dan menjadi teman yang akrab dengan saya. Sayangnya, usaha untuk mengembang-biakan hamster betina ini semuanya tidak berhasil. Saya rasa dikarenakan umurnya.

Akhirnya hamster betina ini meninggal dengan sangat tua pada bulan Januari tahun 1985 dan tetap menjadi binatang kesayangan yang pernah saya pelihara di rumah.

Dari data yang saya terima dengan menghubungi pihak di Israel, spesies ini dianggap langka hanya jika spesies ini di bawah batas rata-rata, dan dengan rata-rata yang sekarang ini, spesies ini tidak termasuk langka yang berarti biasa saja. Saya harap tahun-tahun berikutnya, penangkapan hamster-hamster Sirian di alam liar dapat dikembang-biakan di Inggris.

Diterjemahkan oleh Obaja - April 2011

No comments:

Post a Comment